3 Fase Pendidikan Seks dan Seksualitas Pada Anak

3 Fase Pendidikan Seks dan Seksualitas Pada Anak

seksualitas pada anak

 

Assalamualaikum Sahabat Lithaetr, mari masuki dunia lifestyle, parenting, inspirasi, dan hiburan (musik, film, buku, dan drama Korea).

Dikarenakan Ibu Profesional, saya kembali menulis tentang parenting dan me-review buku. Kali ini, saya akan mencoba membahas tentang Pendidikan Seks dan Seksualitas Pada Anak.

Wih, ada angin apa saya membahas Pendidikan Seks dan Seksualitas Pada Anak? Sebab, saya sedang mengikuti perkuliahan Bunda Sayang (bunsay) dan di zona ke-7 ini, saya mendapatkan materi serta tantangan tentang hal tersebut.

Mau tahu lebih lanjut tentang Pendidikan Seks dan Seksualitas Pada Anak? Simak dulu yuk, penjelasannya di sini.

Review Buku Pendidikan Seks untuk Anak, Menurut Lithaetr

Tibalah juga saya di zona ke-7 kelas bunsay. Sebuah perjuangan yang cukup luar biasa, sebab mengalahkan rasa bosan, lelah, tidak bersemangat, dan menunda.

Di zona ke-7, kali ini saya mendapatkan materi dan tantangan terkait dengan Pendidikan Seks dan Seksualitas Pada Anak. Teringatlah saya terhadap sebuah buku yang sudah pernah saya baca.

Buku apakah itu? Inilah bukunya,

pendidikan seks
Cover buku Pendidikan Seks Pada Anak

 

Judul buku: Pendidikan Seks untuk Anak

Penulis buku: Nurul Chomaria, S.Psi

Penerbit buku: Aqwam (Jembatan Ilmu)

Jumlah halaman: 136 halaman

 

Menurut saya, buku Pendidikan Seks Pada Anak ini cukup enak dan mudah untuk dibaca serta dipahami. Psikolog Nurul Chomaria, menjelaskan secara mendetail tentang kapan waktu yang tepat mengenalkan serta mengajarkan kepada anak soal seks dan seksualitas.

Setelah membaca buku ini, saya kembali mendapatkan pelajaran serta evaluasi bagi pribadi maupun sebagai orang tua. Setidaknya saya menjadi mengetahui mengapa saya lebih nyaman untuk berpakaian seperti ini, karena apa dan semestinya bagaimana.

Dari situ, saya pun menyadari kalau ada fase-fase dalam mengenalkan Pendidikan Seks dan Seksualitas Pada Anak. Mau tahu apa saja fase-fasenya? Nanti di bawah akan coba saya rangkum sedikit.

Pokoknya buku Pendidikan Seks Pada Anak, membantu saya dalam memberikan gambaran kapan waktu yang tepat mengenalkan anak pada permasalahan seks dan seksualitas. Memang apa sih, beda seks dan seksualitas itu?

 

Perbedaan Pendidikan Seks dan Seksualitas Pada Anak

Psikolog Nurul Chomaria, dalam bukunya menyatakan kalau seks dan seksualitas itu berbeda.

  1. Seks

Ia menyatakan, seks itu berhubungan dengan kelamin, seperti status jenis kelamin; yaitu laki-laki dan perempuan.

 

  1. Seksualitas

Sementara seksualitas itu adalah totalitas kepribadian. Mulai dari apa yang kita percayai, rasakan, pikirkan, dan bagaimana bereaksi.

Kemudian bagaimana kita berbudaya, bersosialisasi, dan berseksual. Lalu, bagaimana tampilan kita ketika berdiri, tersenyum, dan berpakaian.

 

Nah dari situlah, saya merasa apa yang saya baca berhubungan dengan penjelasan dari kakawi (istilah bagi narasumber di bunsay batch 6).

Menurut kakawi, yang dia ambil dari psikolog Christina, pendidikan seksualitas adalah proses pendidikan yang menjadikan anak laki-laki dapat berperan sebagai anak laki-laki yang baik dan benar. Begitu juga proses pendidikan bagi anak perempuan.

Pendidikan seksualitas termasuk di dalamnya, mengetahui bentuk lahiriah atau organ fisik yang berbeda antara laki-laki dan perempuan. Bagaimana bersikap, perilaku, juga pandangan hidup sebagai laki-laki dan perempuan; dibangun, ditata, dan diberikan pemahaman yang kuat sebagai bekal anak hingga ia dewasa.

Memang kapan sih, waktu yang tepat memberikan pengenalan Pendidikan Seks dan Seksualitas Pada Anak?

 

3 Fase Pendidikan Seks dan Seksualitas Pada Anak

Dalam bukunya, Nurul Chomaria mengatakanada 3 fase dalam Pendidikan Seks dan Seksualitas Pada Anak; yaitu,

  1. Baru lahir hingga anak menginjak pra remaja

Memang Pendidikan Seks dan Seksualitas Pada Anak yang bisa dikenalkan sejak lahir itu apa, ya? Pertama-tama, dengan memberikan nama yang sesuai dengan jenis kelamin anak.

Lalu, berikan perlakuan yang sesuai dengan jenis kelamin anak, misalkan memilihkan baju yang sesuai dan tepat. Kemudian, kenalkan bagian tubuh dan fungsinya kepada anak, termasuk alat kelaminnya.

Penting juga menanamkan rasa malu sejak dini kepada anak-anak, sehingga si kecil tahu bagaimana menjaga bagian-bagian tubuhnya. Perlu juga kita mengajarkan anak-anak bagian-bagian tubuh yang bisa disentuh dan tidak boleh disentuh orang lain. Seperti lagu berikut ini,

Dari situlah anak-anak memerlukan pengetahuan tentang cara membersihkan tubuhnya, termasuk kemaluannya sendiri. Yang penting juga, kenalkan apa itu menstruasi bagi anak perempuan dan mimpi basah bagi anak laki-laki. Selain itu juga sunat bagi anak laki-laki.

Tentu saja masih ada banyak cara juga untuk mengenalkan Pendidikan Seks dan Seksualitas Pada Anak, insyaallah ditulisan lain akan kita bahas lebih dalam.

 

  1. Masa remaja

Memasuki masa remaja anak-anak mulai perlu mengetahui apa itu alat reproduksi seksual, sehingga ia mengetahui menjaganya dengan baik. Bagaimana agar bisa menjaga dengan baik?

Dengan mengajarkan cara menjaga pandangan, bagaimana menghias diri di depan lawan jenis, dan mengenalkan siapa itu mahramnya atau orang-orang yang tidak bisa dinikahi.

Bisa juga dengan mengenalkan istilah-istilah terkait dengan masalah seks dan seksualitas seperti rangsangan yang bisa membangkitkan naluri syahwat dan lain sebagainya. Insyaallah, masa ini juga akan kita bahas lebih mendalam di lain kesempatan.

 

  1. Dewasa (menjelang pernikahan)

Ternyata pembekalan Pendidikan Seks dan Seksualitas Pada Anak juga diperlukan sebagai pembekalan untuk menikah; seperti adab-adab dalam berhubungan seks antara suami dan istri.

 

Mengapa kita memerlukan Pendidikan Seks dan Seksualitas Pada Anak di zaman sekarang? Sebab, perkembangan teknologi membuat anak-anak zaman sekarang rentan terpapar hal-hal negatif terkait permasalahan tersebut.

Oleh karena itu, diperlukanlah Pendidikan Seks dan Seksualitas Pada Anak sejak dini. Psikolog Nurul Chomaria, mengajak bunda dan ayah untuk berperan aktif dalam hal itu.

Ajakan itu juga sesuai dengan tugas yang diberikan di bunsay zona ke-7 kali ini. Tugas atau tantangan yang diberikan kepada peserta bunsay adalah membuat persentasi secara kelompok, dengan topik yang sudah ditentukan oleh kakawi dan tim panitia.

Setelah mendapatkan kelompok, saya dan ibu-ibu pembelajar di Ibu Profesional, mendapatkan topik Peran Ayah dalam Pengasuhan untuk Pendidikan Seksualitas.

Mau tahu apa saja peran ayah untuk Pendidikan Seksualitas Pada Anak? Tunggu tulisan selanjutnya, ya. Hehehe. Oke, itulah tulisan tentang 3 Fase Pendidikan Seks dan Seksualitas Pada Anak. Buat sahabat Lithaetr yang mau menanggapi, saya persilakan. Terima kasih.

1 thought on “3 Fase Pendidikan Seks dan Seksualitas Pada Anak”

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.