5 Tips Dapat Uang Dari Nulis Artikel
Assalamualaikum Sahabat Lithaetr, mari masuki dunia lifestyle, parenting, inspirasi, dan hiburan (musik, film, buku, dan drama Korea).
Tulisan tips bagaimana dapat uang dari nulis artikel ini terjadi karena adanya tugas bunda cekatan. Bunda cekatan (buncek) adalah kuliah lanjutan di Komunitas Ibu Profesional (IP) setelah bunda sayang. Di perkuliahan buncek, kami diminta untuk menggali renjana atau mencaritahu kebutuhan ilmu apa yang ingin dipelajari, agar bisa bertubuh dan berkembang menjadi pribadi yang lebih baik.
Kami diminta fokus untuk belajar sesuai kebutuhan ilmu yang kita inginkan, agar nantinya kami bisa menjadi profesional serta produktif dengan kemampuan yang dimiliki. Lalu setelah itu kami bisa memberikan dampak positif terhadap sekitar.
Di kelas buncek ini saya mencoba fokus dengan menulis blog. Mengapa saya ingin memfokuskan diri di blog, karena saya merasa dunia tentang blog itu begitu luas, sehingga saya ingin mencoba mendalami sedikit demi sedikit. Harapannya saya bisa menjemput rezeki dari menulis, khususnya blog.
Salah satu cara agar kita bisa mengisi blog adalah dengan menulis artikel. Nah, ternyata dengan menulis artikel ini kita juga bisa dapat uang, lo. Mau tahu caranya bagaimana? Tetap terusin membacanya di sini, ya sahabat.
Apa sih, artikel itu?
Sebelum saya berikan tips-tips dapat uang dari nulis artikel, mari kita kenalan dulu dengan artikel. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia daring (KBBI online), artikel adalah karya tulis lengkap, misalnya laporan berita atau esai dalam majalah, surat kabar, dan sebagainya.
Menurut Jani Yosef, penulis buku ‘To Be A Journalist – Menjadi Jurnalis TV, Radio, dan Surat Kabar yang Profesional’, sebutan artikel, biasanya digunakan oleh media massa cetak, seperti surat kabar dan majalah.
Artikel adalah salah satu ekspresi atau pengungkapan gagasan, konsep pemikiran atau pendapat tentang suatu hal atau masalah dengan maksud memberikan analisis masalah serta memberikan konsep pemecahan terhadap suatu masalah atau suatu hal yang penting.
Bila sahabat Lithaetr masih bingung, Mbak Indari Mastuti dalam bukunya yang berjudul ’10 Juta Pertama dari Menulis – Panduan Praktis Pemula untuk Berbisnis dengan Menulis’ menjelaskan secara sederhana. Artikel adalah tulisan singkat, yang berisi informasi, yang mengerucut pada satu topik.
Artikel berupa tulisan yang mudah dicerna dan langsung memberikan solusi pada pembacanya. Jumlah halamannya juga tidak terlalu banyak, cukup pendek antara 1 sampai 3 halaman saja. Founder komunitas Ibu Ibu Doyan Nulis ini menyarankan bagi sahabat yang baru belajar menulis artikel, sebaiknya mulailah dari menuliskan pengalaman sehari-hari.
Kisah saya dan artikel
Setelah mengenal apa itu artikel, sekarang saya mau cerita sedikit tentang bagaimana penulis belajar membuat artikel. Pengalaman pertama saya dengan artikel itu dimulai ketika saya bekerja sebagai wartawan.
Selama kurang lebih 2 pekan, saya dilatih untuk bisa menjadi seorang wartawan sebelum nantinya terjun ke lapangan. Dari situlah saya belajar bagaimana harus menulis artikel dari hasil liputan atau wawancara. Bagi saya hal tersebut menyenangkan.
Selama kurang lebih 2 tahun saya bekerja sebagai wartawan, lalu saya memutuskan untuk pindah kerja menjadi asisten produser di bagian promosi. Sudah pasti saya tidak menulis artikel lagi, selama saya bekerja menjadi asisten produser.
Biar tidak terlalu lama, sahabat bisa membaca ‘Me and My Stupidity’ untuk mengetahui kisah lengkapnya. Intinya saya baru mulai menulis artikel lagi di tahun 2017. Setelah saya bergabung ke komunitas Ibu Ibu Doyan Nulis (IIDN).
Saat itu saya menantang diri sendiri untuk mengikuti tantangan yang diadakan IIDN untuk menulis artikel dengan tema yang sudah ditentukan. Alhamdulillah, saat itu saya masuk ke finalis yang berhasil melaju hingga babak akhir, tapi saya belum berhasil meraih juara.
Setelah mengikuti tantangan menulis, saya nekat ikutan jadi relawan artikel untuk sebuah website, Ahamdulillah keterima. Nah, dari sinilah saya pertama kali merasakan mendapatkan penghasilan dari menulis artikel.
Saya menulis berbagai macam jenis artikel. Mulai dari artikel olahraga, kecantikan, fashion, dan hiburan. Salah satu rekam jejak tulisan yang pernah saya tulis ulang dan ada di blog ini itu berjudul Pro Kontra Netter Terhadap Aktor My Golden Life ini Seru untuk Disimak.
Mengapa saya menulis ulang tulisan saya, karena website yang pernah saya kirimkan artikel itu kini sudah gulung tikar. Jadilah saya merasa perlu menulis ulang tulisan saya untuk menjadi kenangan. Padahal lumayan lo, tahun segitu penghasilannya dalam bentuk dolar, hehehehe.
Insyaallah selalu akan ada jalan rezeki lewat pintu rezeki lain, aamiin. Saat ini saya hanya menulis artikel di beberapa blog saja, sambil sesekali menjemput rezeki kalau ada tawaran atau saya ikutan menawarkan diri untuk membuatkan jasa menulis artikel.
Begitulah sekilas cerita saya dan artikel, mungkin bagi sahabat kisah saya sederhana. Saya sadar kalau kisah sahabat yang membaca tulisan ini pasti lebih keren lagi, tapi saya berharap tulisan ini nantinya tetap membawa manfaat bagi para pembacanya, aamiin.
Tips dapat uang dari nulis artikel ala Indari Mastuti
Baiklah, kini saatnya saya berikan tips yang saya dapatkan dari Mbak Indari, demikian beliau disapa, tentang bagaimana berpenghasilan dari menulis artikel. Dalam bukunya, pemilik bisnis bernama Indscript Creative ini memberikan 8 tips. Akan tetapi, saya mencoba merangkumnya jadi hanya 5 tips saja.
Inilah tips dapat uang dari nulis artikel ala Indari Mastuti,
-
Membuat daftar media-media apa saja yang ingin dituju
Pertama kita perlu membuat daftar kira-kira media mana saja ya, yang ingin kita coba kirimkan hasil tulisan artikel kita. Sambil membuat daftar, sekalian mempelajari ada berita-berita apa saja yang ditampilkan di media-media tersebut.
Setelah tahu ada berita apa saja, kita mulai target kira-kira kita mau nulis artikel apa tentang apa. Saat mengira-ngira, kita juga perlu mengenal gaya bahasa yang jadi ciri khas-nya media yang kita incar.
-
Buatlah artikel dengan kerangka artikel dan gaya bahasa kita dengan penyesuaian
Langkah berikutnya setelah mengenal gaya bahasa dan mau nulis tentang apa adalah memulai menulis artikel dengan kerangka artikel. Usahakan untuk menggunakan gaya bahasa kita sendiri sambil disesuaikan dengan gaya bahasa media yang kita tuju.
-
Buatlah target
Agar berhasil menyelesaikan sebuah artikel, adakalanya kita memerlukan sebuah target. Target inilah yang nantinya menjadi motivasi untuk terus menulis. Biasakanlah untuk membuat target untuk 1 hari, 1 pekan, dan 1 bulan.
-
Jangan takut ditolak
Bila artikel kita sudah selesai, langkah selanjutnya adalah mengirimkan tulisan kita ke media. Jangan takut ditolak. Teruskan saja untuk mengirimkan artikel-artikel kita ke media-media. Hal ini dimaksudkan agar media-media itu kenal kalau kita adalah penulis artikel produktif dan pantang menyerah.
-
Jangan bersedih jika ditolak
Kalau semisal ada penolakan atau artikel kita tidak dimuat, jangan bersedih. Saya paham rasanya, hehehe. Namun, cobalah untuk menghubungi pihak media tersebut untuk meminta masukan atau saran serta kritik. Hal ini bertujuan sebagai bahan evaluasi dan perbaikan bagi tulisan kita kedepannya.
Selain menghubungi pihak media yang bersangkutan, kita juga bisa kok, bertanya pada rekan, sahabat, atau teman untuk menilai tulisan kita. Bisa juga kita mengikuti pelatihan tentang menulis artikel dan bagaimana cara biar bisa diterima di media.
Jika sahabat malas membaca, silakan dengarkan tips ini melalui podcast berikut ini,
Demikian 5 tips dapat uang dari nulis artikel yang saya rangkum dari buku yang berjudul ’10 Juta Pertama dari Menulis – Panduan Praktis Pemula untuk Berbisnis dengan Menulis’. Kalau ada sahabat yang pernah punya pengalaman terkait mengirimkan artikel ke media, silakan berikan tanggapan ya. Terima kasih.
Pengalaman menulis, perencanaan strategi menulis di beragam media cukup diapresiasi dan diambil nilai positifnya oleh pembaca.
Aamiin. Semoga tulisan-tulisan kita bisa menjadi positif buat orang yang membacanya
saya dulu mba klo disuruh bikin tulisan aka. nyata, paling gabisa mba. paling gk ngerti gmn bikin catatan itu. nah skrng lg belajar nulis. krn saya baru tau cuma dgn nulis, duduk drumah dan membersamai anak2, saya bisa dpt dollar. alhmdulillah
Semoga berkah ya, mbak. Banjir terus rezekinya
Menulis sudah menjadi hobby sejak lama. Dulu sering bikin artikel seputar kesehatan anak dan sering dimuat di tabloid NAKITA.
Bangga sekali rasanya…
MasyaAllah, dirimu keren sangat kakak. Sukses terus ya, kak dan tetap menginspirasi
Wah saya wajib belajar dari mbak nih, dari dulu suka sekali dunia menulis namun baru sekarang aktif kembali setelah ratusan purnama, terimakasih motivasi dan petunjuknya
Saya juga belum konsisten banget kok. Masih terus belajar juga. Semangat kakak
Pertanyaannya adalah bagaimana dan media mana saja yang biasanya bisa kita hubungi untuk mengajukan artikel Mbak Lita? Saya sudah pernah searching tapi belum ada yang membalas. Jadi sungguh penasaran akutuh.
Kalau semisal belum ada yang menjawab dari media yang ditujukan, saya coba minta saran gurunda mbak. Gurunda yang kita anggap capable dalam memberikan pendapat
Menulis itu selalu menarik ya. Di tahun 2000 an saya masih suka wara/i nulis di tabloid Nova,Kartini dan Femina.Tetapi sekarang sepertinya media tersebut sudah tutup (kecuali Femina). Masih kangen sih nulis berbayar ya? tetapi di pandemi ini sepertinya ditahan dulu deh terima penulis dari luar. Ada rekomendasi kak media mana yang terima tulisan? hiks,semangat nih kalau ada
Saya juga stop semua kakak, sejak pandemi. Saya memilih untuk menulis apa saja di blog. Syukur-syukur banyak yang baca dan dapat job. Kalau belum ya udah dipantasakan lagi saja
Alhamdulillah..
Dengan tulisan, kita memperoleh cuan. Tapi sayangnya untuk saat ini saya blm berani menulis artikel di media yg lain, hanya sebatas menulis di blog sendiri. Semoga dengan baca tulisan ini jadi motivasi buat saya juga
Saya juga baru off kok, kakak dan memilih blog. Ilmu blog saja luas banget, belum mampu menguasai semuanya
Baca tips-tipsnya jadi inget masa-masa saya mencoba nulis artikel juga. Alhamdulillah, saya gak merasakan penolakan di awal. Langsung diterima dan dimuat di koran yang saya tuju. Penolakannya justru pas beberapa bulan saya terjun. Mungkin karena tulisannya monoton. Jadinya saya kudu mutar otak untuk bisa nembus lagi. Alhamdulillah deh bisa bertahan. Sayangnya sekarang semakin sedikit media yang menerima tulisan kita. Palingan ya jadi ghost writer dan content writer. Dan nulis di blog. Rezeki selalu ada jika kita berusaha ya.
Semoga berkah ya, mbak. Banjir terus rezekinya. Tetap menginspirasi ya, mbak.
impian banget nih bisa tembus media cetak
karena penasaran, akhirnya saya menulis di kompasiana
alhamdulilah ada tulisan yang terpilih dalam rubrik freez kompas cetak
Ambu mah, keren luar biasa. Tetap menginspirasi ya ambu
Sebagai orang mental kacang saya masih belum berani nih ngirim artikel ke media besar huhu takut ditolak, padahal harus mencobakan 🙁
Sembari belajar yuk, lancarin nulis di blog dulu hehehe
menulis ternyata perlu manajemen yang baik juga, tulisan ini perencanaan yang matang diperlukan agar tulisan mendapatkan hasil finansial secara maksimal
Bismillah selalu ada banyak jalan menuju roma ya, kakak
Jadi ingat pertama kali aku berani nulis, karena ikutan bergabung di IIDN ini juga di tahun 2011 kalau tidak salah, sempat bertemu juga dengan mbak Indari Mastuti waktu ada event bersama tabloid Nova, saya juga pernah ikutan beberapa tulisan di antologi, belum berani bikin buku sendiri. Banyak pelajaran menulis yang didapat hingga akhirnya aku fokuskan diri untuk ngeblog
Memang teh Indari itu luar biasa kalau untuk menulis ya, hehehe
Jangan takut ditolak dan pastinya tulisan tersebut udah rapi buat dikirimkan, jadi kunci menurut daku. Jadi pelecut juga nih, soalnya ada tulisan yang mau daku kirim tapi eaaahh belum rapi juga, hix
Semoga segera diterima ya kakak. Semangat
Seneng banget kalau tulisan kita bisa menghasilkan uang ya.. kalau dulu masuk media cetak itu impian banget sekarang masih sih…tapi media online juga sekarang mah sudah banyak yang menghasilkan ya….
Jadi inget si sulung tulisannya tidak pernah mengalami penolakan selalu diterbitkan..alhamdulillah,kalau emaknya sering bentrok dengan ga mood huhu…
Wah, salut dengan sulungnya Bun. Semoga berkah tulisannya dan menginspirasi pembacanya
Satu yang belum bisa nih buat saya, takut ditolak dan pastinya sedih kalau di tolak. Penolakan itu kadang membuat saya jadi patah semangat. Padahal nggak boleh ya, ditolak 1 mesti bikin dan kirim lebih banyak lagi
Say pun baperan kok, bun. Cuma akhirnya harus memberanikan diri biar bisa. Cuma tetap kalau belum berani kita latihan terus dengan menulis blog juga boleh.
Saya belum pernah coba kirim tulisan ke media cetak, Mba, karena mental saya belum siap ditolak. Selain itu saya juga gak pede artikel yang saya tulis bakalan menarik. Jadilah sampai saat ini gak pernah mencoba
Enggak apa-apa mbak. Menulis itu harus bahagia dan nyaman kok. Apapun medianya semoga memberikan keberkahan dan pahala berlipat
Jika ditekuni, hobi dan keahlian menulis ini memang menjanjikan ya… Apalagi jika bisa menerbitkan karya yang best seller. Tapi memang harus pantang putus asa dan berani mencoba sih…
Betul kakak. Semangat. Semoga berkah dan banjir rezekinya
selama ini aku nulisnya masih di blog aja sih Kak. Belum pernah mencoba berusaha gimana tulisan biar tembus ke media. Hmmm, kayaknya yang masih sesuai sama aku nulis opini nih, next cobain ah kirim tulisan opini ke media. Makasih sudah nulisin rangkuman kelas teh Indari, aku belum berkesempatan ikut kelasnya beliau yang selalu semangat ini 🙂
Semangat kakak. Semoga berkah dan terus menginspirasi dengan tulisannya
Buat list media-media online sekalian dong kak media-media lama banyak yang udah pensi hiks