3 Alasan Drakor Saeguk Membuat Saya Suka Cerita Sejarah
Daftar isi:
1. Drakor saeguk itu apa?
2. Alasan drakor saeguk enak untuk ditonton
Assalamualaikum sahabat lithaetr, mari masuki dunia parenting, inspirasi, dan hiburan (musik, film, buku, dan drama Korea).
Jangan lupakan sejarah! Kalimat itulah yang sering dipakai untuk mengingatkan, bila kita dirasa sudah lupa siapa diri ini. Tapi mengapa kita tidak boleh lupa sejarah? Padahal saya termasuk yang tidak suka pelajaran sejarah. Menurut saya, pelajaran sejarah itu membosankan dan banyak luka di dalamnya, khususnya sejarah Indonesia. Belajar tentang penjajahan menurut saya tidak mengenakan.
Entah mengapa, pelajaran sejarah bagi saya dulu itu enggak seru, karena yang saya tangkap, hanya Indonesia itu lama dijajah oleh bangsa lain. Jadilah sejarah Indonesia itu tidak keren bagi saya. Padahal, sebenarnya dibalik cerita penjajahan tersebut, banyak cerita perjuangan yang tidak diceritakan. Itulah yang saya mulai cari tahu karena belajar dari menonton drama Korea (drakor) Saeguk (sejarah atau kolosal).
Lo, kok bisa gara-gara nonton drakor saeguk malah jadi suka belajar sejarah? Yuk, simak alasan-alasannya di bawah ini, ya sahabat Lithaetr.
1] Bumbu cerita drakor saeguk tetap beragam, walaupun punya benang merah yang sama
Yang membuat saya jatuh cinta nonton drakor Saeguk salah satunya karena jalan ceritanya menarik. Walaupun ceritanya tetap ada unsur intrik politik dan sejarah di dalamnya, tapi bumbu mengolah ceritanya tetap luar biasa. Ada beberapa drakor yang mempunyai alur cerita mirip-mirip tapi pengolahan konflik ceritanya tetap berbeda (lain kali akan saya tuliskan contoh drakornya).
Selain Endless Love, drakor saeguk lah yang membuat saya semakin suka sama cerita dari negeri ginseng ini. Sebut saja Jang Geum atau Jewel ini The Palace dan Dong Yi.
Menurut saya, 2 cerita tentang sejarah perempuan di masa lampau itu begitu bermakna. Bagaimana mereka berjuang dengan segala kekurangan dan keterbatasan. Mereka masih bisa memperjuangkan mimpinya. Kisah sejarah seperti itu mengena sekali di hati saya.
Selanjutnya, dalam drakor Saeguk kita akan sering disajikan kisah raja-raja, tapi yang membuat saya kagum itu mereka boleh mengelola kisahnya tidak terlalu terikat dengan sejarah. Jadi istilahnya faksi. Walaupun ada faktanya tapi mungkin dari sisi cerita sudah dikasih tambahan fiksi, tanpa mengubah terlalu jauh sisi sejarah sebenarnya.
Kalaupun mau membuat cerita sejarah fiksi atau pun ceritanya hanya terkait rumor yang terdapat di masa lalu, boleh banget di Korea. Tapi dengan catatan, sejak awal penayangannya dituliskan kisah ini berdasarkan fiksi belaka atau kisah rekaan semata, namun bagi saya itu keren. Mereka terbuka sekali soal kreativitas.
2] Pembuatannya totalitas
Walaupun drakor ini sama seperti sinetron di Indonesia, tapi penggarapannya selalu totalitas. Sebut saja Nokdu Flower dan My Sunshine. Dua drakor saeguk itu keren abis untuk produksinya. Mulai dari pengambilan gambar, kostum, properti, dan efeknya, juara. Enggak heran jika kedua drakor ini berhasil raup rating tinggi.
Kalau membandingkan hal tersebut dengan sinetron kolosal Indonesia, saya enggak akan banyak komentar, deh. Sebab memang banyak faktor yang membedakannya, salah satunya budget atau uang produksinya. Tapi drakor saeguk selalu membuat saya terkesan dan suka dengan cerita sejarahnya.
3] Drakor saeguk tetap disukai dan raih rating tinggi
Poin ketiga inilah yang semakin membuat saya kagum dengan negeri gingseng. Walaupun ceritanya tentang sejarah, drakor-drakor saeguk tetap memperoleh rating tinggi. Itu membuktikan kalau masyarakat Korea, suka dengan cerita sejarah mereka. Ada banyak drakor-drakor saeguk yang memperoleh rating tinggi salah satunya Moon Embraces The Sun.
Itulah mengapa saya menjadi suka belajar sejarah karena menyaksikan drakor saeguk. Seperti sekarang saya juga lagi mengikuti drakor saeguk nya Park Shi Hoo, yang berjudul King Maker: The Change of Destiny atau judul lainnya Wind and Cloud and Rain (lain kali saya juga akan bahas drakor ini lebih jauh).
Menyaksikan drakor sejarah Korea, membuat saya ingin mengetahui sejarah negeri sendiri, itulah mengapa saya bilang ternyata ada banyak kisah sejarah yang keren yang belum terungkapkan dari Indonesia. Saya akan jauh lebih terkesan dengan film-film perjuangan atau sejarah tokoh tertentu, tapi di Indonesia masih belum terlalu boleh mengembangkan bumbu ceritanya. Masih ada rambu-rambu saklek yang harus sesuai dengan ketentuan sejarahnya. Padahal mungkin bisa lebih asyik kalau ada bumbu tambahan tapi tetap disesuaikan dengan sejarah aslinya. Semoga industri pertelevisian dan perfilman Indonesia lebih maju, hebat, dan keren ke depannya, aamiin.
Silakan berikan tanggapannya ya, sahabat. Terima kasih sebelumnya.
Saya juga suka sih genre ini, niat banget ya bikinnya. Udah gitu cerita’y lawas tp ttep “modern” keliatan’y. Tersuka itu the moon that embraces the sun sama moon lover scarlet heart ryeo~
Iya mbak betul, walaupun cerita lawas tapi penyajiannya bisa kekinian itu keren abis. Saya favorit cerita kerajaan banyak, hehehe
Ku juga suka sageuk… Suka suka suka. Walau katanya ada sejarah kelam pembantaian Raja Sejong.. Jd ingat dosen bilang, sejarah itu tergantung yg menulisnya, pro atau con. Kalau pro akan menggambarkan yg Bagus & baik. Kalau con akan menggambarkan yg buruknya.
Betul mbak, sejarah tergantung siapa yang menulisnya. Makanya saya juga selalu penasaran dengan sejarah Indonesia yang belum terungkapkan, hehehe
Drama Sageuk terbaik tetap Moon Lovers.
Hhehee…keukeuh. Dan setelah itu, aku baru berani nonton drama genre ini.
Penuh pilu siih…tapi justru itu yang bikin nagih yaa..
Moon lovers juga bagus. Saya kalau drakor kerajaan diusahakan nonton. Kalau suka lanjut terus, kalau belum klik masuk wishlist tapi tetap nonton beberapa episode dulu, hehehe
Ahemm ada yg sebut moon lovers 🙂 keren tulisannya, mbak litha ❤️
Hahaha. Biasanya kalau gitu shipper pemeran utamanya tuh, kakak. Terima kasih Kak rijo sudah diingatkan dan dikoreksi
Aku jarang nonton genre ini..
Apa mgkn krn biasanya episodenya panjang panjang ya
Mungkin karena konfliknya biasanya padat-padat mbak. Kalau panjang sih, standart kok